Time Is Money - Sepeninggal Raja Bhumibol Adulyadej, 88, Thailand tidak memiliki raja
setelah Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn, 64, belum bersedia naik takhta
dengan alasan meminta waktu untuk berkabung. Seorang pria berusia 96 tahun
akhirnya ditunjuk sebagai wali kerajaan Thailand untuk sementara. DOMINO ONLINE
Pria berusia uzur itu adalah Kepala Privy Council (Dewan Rahasia), Jenderal Prem Tinsulanonda. Dia diasumsikan sebagai "raja" sementara berdasarkan Pasal 24 konstitusi Thailand.
Jenderal Prem Tinsulanonda, 96, lahir di Provinsi Songkhla selatan. Dia pertama kali bergabung dengan tentara sebagai kavaleri pada 1941 dan bertempur dalam Perang Dunia Kedua. AGEN POKER
Karir militernya membentang lebih dari empat dekade dan pada tahun 1978, dia menjadi kepala militer Thailand.
Jenderal Prem juga memiliki beberapa peran politik saat aktif di militer. Pada tahun 1980, dia dipilih oleh partai politik untuk menjadi Perdana Menteri hingga delapan tahun. AGEN BANDARQ
”Prem adalah seorang prajurit yang baik dan dia memiliki citra seorang tentara yang jujur, bebas dari korupsi,” kata sejarawan dari Universitas Chulalongkorn, Sutachai Yimprasert, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (18/10/2016). AGEN DOMINO
”Ini merupakan faktor utama yang mendorong dia ke posisi panglima militer dan kemudian sebagai calon Perdana Menteri,” katanya lagi.
Sebagai Perdana Menteri, Jenderal Prem selamat dari dua upaya kudeta oleh faksi militer saingan. Hal itu berkat loyalitasnya dan hubungan dekat dengan keluarga kerajaan. JUDI ONLINE
Dia terkenal karena membimbing Thailand dari Perang Dingin dengan menormalkan hubungan dengan China. Dia juga pemberi amnesti kepada pemberontak sayap kiri yang berjuang dalam pemberontakan terhadap Pemerintah Thailand selama beberapa dekade di wilayah pedesaan.
Jenderal Prem menjadi anggota Dewan Penasihat Raja Bhumibol ketika dia mengundurkan diri dari perdana menteri pada tahun 1988. Satu dekade kemudian, dia menjadi Presiden Privy Council.
Pria berusia uzur itu adalah Kepala Privy Council (Dewan Rahasia), Jenderal Prem Tinsulanonda. Dia diasumsikan sebagai "raja" sementara berdasarkan Pasal 24 konstitusi Thailand.
Jenderal Prem Tinsulanonda, 96, lahir di Provinsi Songkhla selatan. Dia pertama kali bergabung dengan tentara sebagai kavaleri pada 1941 dan bertempur dalam Perang Dunia Kedua.
Karir militernya membentang lebih dari empat dekade dan pada tahun 1978, dia menjadi kepala militer Thailand.
Jenderal Prem juga memiliki beberapa peran politik saat aktif di militer. Pada tahun 1980, dia dipilih oleh partai politik untuk menjadi Perdana Menteri hingga delapan tahun. AGEN BANDARQ
”Prem adalah seorang prajurit yang baik dan dia memiliki citra seorang tentara yang jujur, bebas dari korupsi,” kata sejarawan dari Universitas Chulalongkorn, Sutachai Yimprasert, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (18/10/2016).
”Ini merupakan faktor utama yang mendorong dia ke posisi panglima militer dan kemudian sebagai calon Perdana Menteri,” katanya lagi.
Sebagai Perdana Menteri, Jenderal Prem selamat dari dua upaya kudeta oleh faksi militer saingan. Hal itu berkat loyalitasnya dan hubungan dekat dengan keluarga kerajaan. JUDI ONLINE
Dia terkenal karena membimbing Thailand dari Perang Dingin dengan menormalkan hubungan dengan China. Dia juga pemberi amnesti kepada pemberontak sayap kiri yang berjuang dalam pemberontakan terhadap Pemerintah Thailand selama beberapa dekade di wilayah pedesaan.
Jenderal Prem menjadi anggota Dewan Penasihat Raja Bhumibol ketika dia mengundurkan diri dari perdana menteri pada tahun 1988. Satu dekade kemudian, dia menjadi Presiden Privy Council.
Sebagai Kepala Privy Council yang kuat, dia dikenal karena perjuangannya
melawan korupsi. Tapi dia juga telah dituduh oleh para kritikus terlalu campur
tangan dalam urusan politik. JUDI POKER
EmoticonEmoticon