Kasus Pemukulan Cleaning Service Oleh Anggota Propam Dengan Gagang Pistol



Time Is Money Diduga dilatarbelakangi persoalan pribadi dan keluarga, Aiptu BM, anggota Unit Profesi dan Pengamanan (Propam) atau Provost Polrestabes Semarang tega menganiaya seorang cleaning administration di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Sejahtera, Kalisari Baru, Kota Semarang, Jawa Tengah. BANDAR DOMINO99

Akibat penganiayaan dengan cara memukul menggunakan gun airsoftgun jenis pistol yang digunakan Aiptu BM, Eko Krismayanto (26) warga Kalisari Baru, Kota Semarang mengalami luka robek bagian pelipis kirinya. 

Penganiayaan terjadi Sabtu (20/8) siang sekitar pukul 11.00 WIB, berawal saat korban Eko sedang bekerja di Lantai 2, RSIA Sejahtera yang tepat berada dibelakang samping kanan Kantor Polrestabes Semarang. Saat itu, dirinya sedang bekerja didatangi oleh dua orang anggota Polrestabes Semarang, salah satunya pelaku. AGEN POKER

Begitu datang, dengan menggunakan baju safari dan wajah penuh emosi, Aiptu BM ingin mencari Eko yang saat itu sedang bekerja membersihkan ruangan di Lantai 2 RSIA Sejahtera. Awalnya, Aiptu BM ingin mendatanginya di Lantai 2 rumah sakit yang berjarah hanya sekitar 10 meter dari kantor polisi itu. 

"Mau nyamperin ke atas dilantai 2. Kebetulan saya lihat, dia bentak-bentak saya. Dia nuduh saya katanya nendang rumah ibunya yang bersebelahan dengan rumah saya. Waktu cekcok itu, saya juga mau ditarik diajak keluar masuk mobilnya ngajak pergi. Saya nggak mau," ungkap Eko saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (21/8). DOMINO ONLINE

Usai adu mulut, kata dia tiba-tiba Aiptu BM memukul Eko berkali-kali namun ditangkis. "Dia marah mukul, awalnya nggak kena. Adu mulut. Keluarin pistolnya. Entah ditembakan atau nggak saya nggak tahu. Habis itu mulai mukul lagi. Saya maju. Saya tangkis, saya jatuh," ungkapnya. 

Namun, dirinya terjatuh akibat pukulan Aiptu BM tersebut. Selanjutnya, Aiptu BM mengeluarkan sepucuk gun yang dibawanya dibalik pinggang baju safarinya itu. 

"Dipukul pistolnya di sini (bagian pelipis). Dateng pakai safari. Ngeluarin gun dipinggangnya. Masih ada sabuknya lalu dia keluarin," bebernya. AGEN BANDARQ

Setelah itu, dirinya mengalami luka memar dan bagian pelipis kiri mengucurkan banyak darah. Ia joke langsung melarikan diri menuju ruang personalia rumah sakit. 

"Saya masuk ke personalia (kantor) saya. Direktur (RSIA Sejahtera) saya datang. Dia undang mungkin sama teman kantor kemudian ada beberapa petugas polisi datang. Tadi sempat saya konfirmasikan, dia tidak membawa gun. Kalau softgun ada aturan dari pemerintah harus ada surat perijinan," terangnya. 

Usai kejadian, petugas Polrestabes Semarang berupaya untuk mendamaikan persoalan keduanya tersebut. Meski sudah menandatangani surat pernyataan untuk damai, namun korban tidak diberikan ganti rugi untuk biaya pengobatan. AGEN DOMINO

"Anehnya, didamaikan tapi suratnya saya nggak bawa. Isinya, pihak kesatu sama dia (pihak kedua). Intinya, didamaikan tidak ada unsur pemaksaan. Ndak ada (biaya pengobatan) untuk kami," ungkapnya. 

Tak hanya itu, lanjut dia Aiptu BM di dalam ruangan Yanma Propam Polrestabes Semarang mengaku sudah siap menerima resiko yang diperbuatnya. "Didepan komandanya dia bilang begitu. Dia sudah siap, bawa gobang dan siap dipecat. Bapak di depan komandan, bapak saya juga diancam. Didepan komandanya (Pak Ketut)," pungkasnya. 

Usai kejadian, Eko ditemani anggota keluarganya berupaya untuk melaporkan Aiptu BM, Minggu (21/8). Namun, beberapa petugas Polrestabes Semarang, petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes dan Propam Polrestabes Semarang menyarankan untuk datang kembali pada Senin (22/8) besok. 

Kasi Propam Polrestabes Semarang Kompol Ketut Raman yang berupaya untuk dikonfirmasi melalui telepon selulernya juga tidak diangkat. Sampai ini, kasus penganiayaan oleh anggota Propam Polrestabes Semarang belum secara resmi dilaporkan dan masih belum ada kepastianya.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »