Time Is Money - Ayah kandung Sonya Depari, siswi SMA Swasta Methodist 1 Medan yang dibully karena memarahi seorang polisi wanita dan mengaku sebagai anak jenderal meninggal dunia.
"Saya baru dengar kabar ayah siswi tersebut meninggal
karena strok akibat pemberitaan netizen sekarang masih di RS Mitra Sejati.
Kalau benar berarti ini salah netizen," kata Kepsek Methodist 1 Medan
Binsar Sitorus, Kamis (7/4/2016). DOMINO ONLINE
Lebih lanjut, dia mengaku sangat menyayangkan prilaku
netizen yang terlalu menyudutkan siswinya tersebut, sehingga menyebabkan pihak
keluarganya tertekan dan sampai meninggal dunia. AGEN BANDARQ
"Euforia berlebihan sekali. Kami memaklumi adanya
euforia, tapi memang yang dilakukan itu cukup berlebihan," ucap dia.
Katanya, sebenarnya tidak ada yang mencolok dari
keseharian Sonya. Dia duduk di Kelas III IPS. Prilakunya juga sama seperti
prilaku remaja lainnya, hanya saja dia aktif di dunia model dan pernah menjadi
juara. AGEN POKER
"Permasalahan siswa ini, kita serahkan ke kepolisian.
Kami belum ada mengambil tindakan apapun. Kita lihat hasilnya nanti,"
terangnya. AGEN DOMINO
Sementara itu, Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin
Dwihananto menuturkan, pihaknya akan memanggil Sonya dan orangtuanya terkait
insiden konvoi perayaan seusai UN. JUDI ONLINE
"Padahal itu disetop karena pintu (kap) belakang
mobil jenis Honda Brio yang dikendarai siswi-siswi tersebut terbuka sehingga
membahayakan, sehingga disetop dan diimbau agar kembali ke rumah
masing-masing," terangnya.
Namun para siswi itu malah marah-marah setelah ditegur
polisi, dan mengancam Panit Patwal Satlantas Polresta Medan Ipda Perida
Panjaitan dengan mengaku-ngaku sebagai anak Deputi Bidang Pemberantasan BNN
Irjen Pol Arman Depari. JUDI POKER
Meski demikian, pencatutan nama tersebut pada hakekatnya
tidak dipersoalkan polisi. Yang akan mereka persoalkan adalah tindakan para
siswi yang melakukan pelanggaran lalu lintas.
EmoticonEmoticon