Time Is Money - Perseteruan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan Badan Musyawarah (Bamus) Masyarakat Betawi terus terjadi. Kekesalan pria yang akrab disapa Ahok itu terhadap Bamus Betawi rupanya belum juga reda.
Kemarin, Ahok memastikan tidak
akan memberikan anggaran kepada Bamus Betawi. Ahok menegaskan, lebih baik
anggaran organisasi masyarakat Betawi itu digunakan untuk lainnya. Sehingga
pada periode ini akan dibiarkan menjadi sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa). AGEN POKER
"Ya terserah mau lewat Perda
atau enggak Perda. Kami enggak mau tanda tangan, kami enggak mau keluarkan
pergub, kan silpa jadinya," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa
(13/9).
Ahok bahkan menyatakan jika
dirinya kembali terpilih memimpin DKI tak akan ada lagi dana bantuan untuk
Bamus Betawi. Dia menegaskan tanpa menggelontorkan dana miliaran rupiah setiap
tahun kepada Bamus, masyarakat tetap dapat melestarikan budaya Betawi. AGEN DOMINO
Sebab Pemprov DKI telah
menyediakan tempatnya di Setu Babakan, Jakarta Selatan.
"Kalau saya masih jadi
gubernur, ya saya enggak gue kasih. Begitu saja, ngapain orang Betawi masih
bisa menikmati (budayanya) di Setu Babakan kok," katanya.
Sebelumnya Ahok juga pernah
mengancam akan menghapus dana hibah untuk Bamus Betawi. Penyebab Ahok begitu
kesal adalah karena Bamus Betawi dinilainya sering menjadi alat politik
kampanye negatif. DOMINO ONLINE
"Yang masalah itu mereka
menggunakan Bamus Betawi yang minta hibah dari kita untuk primary politik. Itu
sudah melanggar Pancasila dan UUD 1945," katanya di Balai Kota DKI
Jakarta, Selasa (6/9) lalu.
Salah satu contohnya adalah saat
acara Lebaran Betawi di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Pada hari kedua
pagelaran salah satu oknum organisasi masyarakat menebarkan pidato yang
menyinggung suku, ras, agama dan antar golongan (SARA).
"Dia bilang Jakarta harus
Betawi yang jadi gubernur dia. Dia menyatakan putra Betawi harus counter
(posisi gubernur) jangan diinjak dari asing macam-macam disebarkan itu sudah
enggak betul," kata Ahok. AGEN BANDARQ
Menurut Ahok, Bamus Betawi dalam
setahun selalu mendapatkan dana hibah berkisar Rp 4 miliar sampai Rp 5 miliar.
Bamus Betawi melakukan kegiatan yang mengembangkan kebudayaan Betawi seperti
tari-tarian ataupun kesenian lainnya.
"Bagaimana uang rakyat
dipakai Bamus Betawi seperti itu? Kalau mau nolong Betawi ya fokus saja di Setu
Babakan, tari-tarian kita dukung. Kalau begini ya tidak boleh lagi ada
hibah," kata Ahok. JUDI ONLINE
Ketua Umum Bamus Masyarakat
Betawi Zainudin sendiri sudah pernah angkat bicara mengenai persoalan ini. Dia
menyatakan tak pernah ada maksud pihaknya berpolitik. Hanya saja organisasi
masyarakat ini mengusulkan beberapa nama untuk memimpin ibu kota.
"Ada salah paham dari
Gubernur. Saya kira kami bukan fundamental politik, tapi kita tawarkan
orang-orang Betawi, kita sudah putuskan, ini silakan dipakai oleh partai-partai
politik. Kalau enggak ya enggak apa-apa," katanya saat dihubungi, Selasa
(6/9) lalu. JUDI POKER
Dia menjelaskan, Bamus Betawi
tidak pernah memihak salah satu pasangan calon sebab berada di garis netral.
Sehingga tidak mungkin pihaknya bermain isu SARA.
"Enggak ada (isu SARA). Kita
enggak pernah gunakan isu SARA. Kalau ada quip maka itu individu saja, itu
individu mereka. Tapi Bamus Betawi tidak sampai di sana. Kita ini lembaga
masyarakat adat yang menjaga betul kultur Betawi, dan ini harus dihargai,"
terang politisi Golkar ini.
Zainudin mengakui Bamus Betawi
memang menerima dana bansos sekitar Rp 4-5 miliar setiap tahun dari Pemprov
DKI. "Iya. Sudah sejak lama Bamus Betawi dapat hibah. Itu bentuk apresiasi
Pemda terhadap pribumi asli mengembangkan nilai-nilai kultur budaya,"
katanya.
EmoticonEmoticon