Time Is Money - Tingkat konsumsi daging anjing di wilayah Karanganyar ternyata cukup mencengangkan. Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) setempat mencatat, jumlah anjing yang dikonsumsi mencapai 40 ekor/hari.
Dokter Hewan Disnakan Karanganyar Sutiyarmo mengatakan, pihaknya telah
turun ke sejumlah kecamatan guna memantau kemungkinan penyebaran penyakit
rabies yang ditularkan melalui anjing. AGEN POKER
Salah satu tempat yang dicek adalah warung yang menjual menu daging
anjing. Alasannya, sebelum menjadi menu makanan terdapat compositions
penyembelihan terhadap hewan bertaring tersebut. Sebab jika anjing yang
terjangkit rabies menggigit saat akan disembelih, maka orang tersebut akan
tertular. AGEN DOMINO
Meski Jawa Tengah masih aman dari penyakit rabies, pemantauan tetap
dilakukan, karena daerah lain terdapat kasus semacam itu, di antaranya Bali.
Dari pengecekan, terdapat fakta bahwa anjing-anjing yang dikonsumsi ternyata
didatangkan dari berbagai daerah di luar Jawa Tengah, seperti Banyuwangi,
Jember, Pacitan, dan Tuban. DOMINO ONLINE
"Pasokan juga berasal dari Jawa Barat, dan Brebes. Sedangkan untuk
daerah lokal, pasokan berasal dari Wonogiri, dan Sukoharjo," kata
Sutiyarmo, kepada wartawan, Senin (3/11/2014).
Sedangkan wilayah Karanganyar sisi timur, biasanya dipasok dari anjing
lokal, karena tingkat konsumsinya tidak terlalu banyak. Tercatat ada 40 warung
yang menyediakan menu daging anjing, tersebar diberbagai kecamatan di
Karanganyar. AGEN BANDARQ
Jumlah itu, diperkirakan lebih banyak lagi, mengingat pendataan belum
sampai ke Kecamatan Kebakkramat, dan Jatipuro. Dalam sehari, setiap warung
rata-rata memasak satu ekor anjing, sebagai menu untuk dijual. Namun ada juga
warung yang memasak hingga dua ekor.
Sementara, jumlah warung dan konsumsi terbanyak terdapat di daerah yang
berada diring Kota Solo. Seperti Kecamatan Colomadu, Jaten, dan Gondangrejo.
Tercatat di Kecamatan Colomadu, dan Jaten, masing-masing ada lima warung yang
menjual makanan daging anjing. JUDI ONLINE
Sedangkan Kecamatan Gondangrejo ada tiga warung yang menjual menu
serupa. Bahkan di Colomadu juga terdapat orang yang berprofesi menyembelih
anjing, yang selanjutnya dijual ke warung. Sedangkan di Mojogedang, juga ada
pemilik warung yang memotong sendiri anjing yang akan dimasak.
Semua organ tubuh anjing, dapat dijadikan santapan, mulai dari otak
kepala, hingga ususnya. Ada dua model cara mematikan anjing sebelum dikonsumsi.
Yakni dipotong lehernya dan dengan cara lain agar darahnya tidak keluar. Di
antaranya dengan cara dipukul kepalanya sampai mati. AGEN BANDARQ
Disnakan kesulitan melakukan pembinaan, karena anjing tidak termasuk
hewan ternak. Anjing yang dijual untuk santapan, dijual berkisar antara
Rp200-800 ribu/ekor, tergantung besar kecilnya ukuran tubuh. Penelusuran
Disnakan juga mendapatkan informasi adanya agent asal Sragen yang memasok
anjing ke warung-warung dalam kondisi masih hidup.
Meski tingkat konsumsi mencapai 40 ekor/hari, namun jumlah itu dinilai
masih kalah dengan tingkat konsumsi di wilayah Solo, dan Sragen. Disinggung
apakah ada resiko, jika anjing sebelum dikonsumsi dagingnya ternyata terjangkit
rabies, sejauh ini belum ada masalah.
Kepala Disanakan Karanganyar Sumijarto mengemukakan, patut diwaspadai
apabila ada orang yang digigit anjing. Jika mendapatkan kasus semacam itu,
Disnakan menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) kasus rabies. Korbannya
harus langsung dibawa ke rumah sakit, dan anjing yang mengigit harus
dikarantina hingga dua minggu. JUDI POKER
Jika terjangkit rabies, anjing yang menggigit maksimal 14 hari akan
mati. Jika itu terjadi, maka kemungkinan besar memang terjangkit rabies. Salah
satu ciri anjing yang terjangkit rabies adalah suka menyendiri, sembunyi tapi
agresif, dan menggigit.
Penularan dari anjing ke anjing, biasanya terjadi melalui gigitan ketika
sedang kawin. Dengan demikian, anjing yang dibiarkan liar memang sangat
beresiko terkena rabies dari anjing lain yang telah terjangkit secara berantai.
"Penyakit rabies bagi manusia juga sangat berbahaya, karena yang
diserang adalah saraf. Jika tidak segera ditangani secara medis, akibatnya bisa
lethal, karena secara berlahan akan mengakibatkan penderitanya mengalami
gila," pungkasnya.
EmoticonEmoticon